Provinsi Kalimantan Timur (1)
AdvertorialDPRD Samarinda

Hujan Sebentar Sudah Tergenang, Kawasan Pinggiran Perlu Mendapat Perhatian

×

Hujan Sebentar Sudah Tergenang, Kawasan Pinggiran Perlu Mendapat Perhatian

Sebarkan artikel ini
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Jasno. (Foto: Ist)
Example 468x60

updatenusantara.id, SAMARINDA – Salah satu permasalahan di Kota Tepian yang klasik adalah persoalan banjir. Meski sebagian besar titik diakui telah berkurang jauh genangannya, namun tidak demikian di beberapa titik baru maupun kawasan pinggiran.

Persoalan inilah yang sering menjadi sorotan Komisi III DPRD Samarinda selaku partner kerja Pemkot Samarinda, khususnya dalam bidang pembangunan. Sudah menjadi kewajiban bagi komisi ini, dalam melakukan pengawasan terhadap segala kegiatan Pemkot Samarinda, termasuk yang berhubungan dengan kegiatan fisik dan lingkungan.

Menghadapi persoalan banjir saat ini, seorang Anggota Komisi III Jasno pun memiliki masukan tersendiri, khususnya untuk Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda. Ia mewakili daerah pemilihan (dapil) Palaran, memiliki catatan khusus dalam penanganan banjir di kawasannya yang masuk dalam kategori pinggiran. Ia mengakui untuk kegiatan banjir secara keseluruhan memang sudah tersebar dari kota hingga pinggiran. Namun khusus di daerah terluar ini, memang tidak banyak kegiatan seperti di kota.

Padahal di Palaran sendiri, kata Jasno saat ini kondisinya cukup memprihatikan, lantaran di kelilingi pembukaan lahan untuk tambang. Ada yang masih aktif dan adapula yang sudah ditinggal begitu saja oleh pemiliknya.

“Contoh saja di Jalan Nahkoda, itu sudah kondisinya ada penyempitan di muara. Belum lagi aliran air dari wilayah tambang juga membebani drainase yang ada di jalan, dan pemukiman di sekitarnya,” ujar Jasno.

Tak hanya sampai di Jalan Nahkoda, Jasno mengaku genangan ini juga merembes ke kawasan lainnya, hingga ke Jalan Pepaya dan jalur menuju Peti Kemas. Bahkan saat hujan deras sebentar saja, kawasan di Kelurahan Bukuan ini sudah tergenang.

“Karena air tidak bisa mengalir dengan baik, sehingga 80 persen air dari wilayah tambang itu masuk ke daerah pemukiman masyarakat. Harusnya ini bisa dibuatkan semacam kanal atau drainase yang bisa di tembuskan ke Sungai Mahakam, karena di sana ada dua titik anak sungai yang perlu dihidupkan,” pungkas Jasno.(Im/Adv)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 5 = 2