UpdateNusantara.id, Samarinda – Stadion Palaran yang terletak di Samarinda merupakan aset milik daerah dibangun menjelang pagelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XVII pada tahun 2008 silam dimana Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi tuan tumah.
Sebagai informasi, pembangunan stadion tersebut dimulai pada tahun 2006. Tidak tanggung-tanggung, biaya yang dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim untuk pembangunan stadion ini memakan biaya yang cukup fantastis, yakni sebesar Rp 800 miliar.
Mirisnya, sampai saat ini stadion tersebut hanya tinggal kenangan tanpa perhatian dari Pemprov secara khusus dan kajian mendalam terkait mekanisme pengelolaan.
Anggota DPRD Kaltim, Agiel Suwarno pun sependapat saat ditanyai soal kondisi, progres pembangunan serta pemanfaatan aset milik daerah tersebut.
“Dulu itu kan stadion Palaran disiapkan untuk menghadapi PON kan, karena kita tuan rumah, gitu. Anggarannya banyak sekali tuh, apalagi lahannya luas,” bebernya Agiel kepada awak media, Senin (6/11/2023).
Ketika disinggung mengenai upata Pemprov Kaltim dalam pemanfaatan jangka panjang stadion tersebut, selaku anggota dewan Agiel mengaku bahwa pihaknya tidak mengetahui pasti.
Namun, lanjut Agiel, stadion terbesar ke dua di Indonesia itu memang dipersiapkan untuk pelaksanaan PON dan tempat aktivitas para pecinta olahraga.
“Ya memang mungkin pada saat itu, saya tidak tau konsep yang ke belakangnya bagaimana, tetapi pada saat itu memang dipersiapkan untuk meghadapi PON,” jelasnya.
Ditanya soal adanya kesalahan Pemprov Kaltim yang tidak mampu melakukan pengelolaan aset, Agiel dengan tegas membenarkan dan sangat menyayangkan mangkraknya aset yang menghabiskan banyak uang rakyat itu.
“Oh ya memang jelas pasti terjadi kesalahan itu. Kan eventnya hanya sekali tuh, PON. Setelah itu kan langsung mangkrak. Itu yang tidak dipikirkan kan sayang,” singgungnya. (HM/Adv/DPRDKaltim)