Provinsi Kalimantan Timur (1)
AdvertorialDPRD Samarinda

Angkasa Jaya Sebut Sektor Ekraf Jadi Peluang Jelang Perpindahan IKN ke Kaltim

×

Angkasa Jaya Sebut Sektor Ekraf Jadi Peluang Jelang Perpindahan IKN ke Kaltim

Sebarkan artikel ini
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani. (Foto: Ist)
Example 468x60

UpdateNusantara.id, Samarinda – Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani mengungkapkan Kota Samarinda memiliki potensi dalam mengembangkan Ekonomi Kreatif (Ekraf) guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Ia menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda setidaknya harus mengembangkan potensi Ekraf, sebab, sektor ini dinilai akan memberikan hasil yang cukup besar jika dapat dikembangkan oleh Pemkot Samarinda.

“Potensi itu harus dikembangkan supaya hasilnya juga dapat maksimal, ini adalah sektor yang penting untuk diseriusi,” ucapnya, melalui via telepon.

Saat ini Samarinda telah memiliki Sarung Tenun Samarinda yang sudah menjadi industri kerajinan tangan warga di sekitar Kampung Tenun, Samarinda Seberang. Sehingga sudah seharusnya ada upaya dari Pemkot Samarinda, agar kerajina warga Samarinda itu perlu dikembangkan lebih serius.

Walaupun, Samarinda telah memiliki Sarung Tenun sebagai industri kerajinan tangan warga di sekitar Samarinda Seberang. Namun, sudah seharusnya ada upaya Pemkot Samarinda agar dapat mengembangkan potensi Ekraf. Terlebih jelang perpindahan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Harus ada dorongan dari Pemkot untuk memberikan para pengrajinnya edukasi. Jangan sampai hanya wacana-wacana saja,” bebernya.

Dia pun menyarankan agar Pemkot Samarinda bisa melihat bahwa produk sarung Samarinda, ada di pabrik yang ada di Tasikmalaya. Tentu hal ini terkesan mengejutkan, Padahal notabene kain tersebut merupakan kain tradisional Samarinda.

“Itulah kenapa kami di dewan mendorong, agar menerapkan industrialisasi pada salah satu produk khas Samarinda itu. Karena yang saya lihat Samarinda ini punya potensi, mendatangkan orang ahli teknologi, nanti orang kita yang melanjutkan tapi dibikin di kampungnya,” ujarnya.

Adapun data pengrajin di Samarinda yang masih menggunakan alat tradisional, masih sangat banyak. Produknya pun dijual lebih tinggi dari biasanya, sedangkan di Tasik Malaya, dijual secara miring.

“Produk dengan harga terjangkau itu yang lebih dicari. Dengan menggunakan sistem pabrikan dengan teknologi modern menurutnya akan membuatnya efisien. Tingkatkan, jadikan industri,” tutupnya. (FK/Adv/DPRDSamarinda)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 + 8 =