AdvertorialDiskominfo KukarPemkab Kukar

Produksi Padi Desa Segihan Terancam Kemarau, Petani Harapkan Solusi Irigasi

×

Produksi Padi Desa Segihan Terancam Kemarau, Petani Harapkan Solusi Irigasi

Sebarkan artikel ini
Sekdes Segihan, Setiono Anitabhakti. (Foto: Ist)
Example 468x60

UpdateNusantara.id, Tenggarong – Ancaman musim kemarau panjang menjadi tantangan besar bagi petani di Desa Segihan, Kecamatan Sebulu. Ketergantungan terhadap hujan dalam sistem pertanian di desa ini menyebabkan fluktuasi produksi padi yang cukup tinggi.

Sekretaris Desa Segihan, Setiono Anitabhakti, mengungkapkan bahwa saat kondisi cuaca normal, petani dapat melakukan panen dua kali dalam setahun. Namun, jika musim kemarau berkepanjangan, hasil panen menurun drastis bahkan berisiko gagal panen.

“Produksi padi di desa ini bergantung pada curah hujan. Saat musim kemarau panjang, kami hanya bisa panen sekali dalam setahun, sehingga hasilnya berkurang,” ujarnya.

Luas lahan pertanian di Desa Segihan mencapai sekitar 100 hektare dengan rata-rata produksi tiga ton per hektare. Namun, keterbatasan sistem irigasi membuat petani sulit mempertahankan produktivitas saat pasokan air menurun.

Sebagai solusi, pemerintah desa tengah mengupayakan pembangunan jaringan irigasi yang lebih baik agar petani tidak lagi bergantung sepenuhnya pada hujan. Menurut Setiono, dukungan dari pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk mewujudkan sistem irigasi yang memadai.

“Kami berharap ada pembangunan infrastruktur pertanian yang lebih baik, khususnya dalam hal irigasi, sehingga petani tetap bisa bercocok tanam meskipun di tengah musim kemarau,” katanya.

Selain itu, pemerintah desa juga bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk meningkatkan ketersediaan sarana produksi pertanian (saprotan), seperti pupuk dan alat pertanian modern. Langkah ini diharapkan dapat membantu petani menghadapi tantangan perubahan iklim.

Dengan berbagai upaya tersebut, Desa Segihan optimistis pertanian tetap dapat berkembang dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. “Jika petani mendapatkan akses ke teknologi pertanian dan sistem irigasi yang baik, maka produksi padi bisa lebih stabil meskipun menghadapi tantangan cuaca ekstrem,” pungkas Setiono. (Ky/Adv/DiskominfoKukar)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

33 − = 30