UpdateNusantara.id, Samarinda – Program Studi Magister Ilmu Perikanan (MIP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Mulawarman (Unmul) menggelar Lokakarya Kurikulum Berbasis Outcome Based Education. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Hotel Mercure Samarinda, pada Selasa (09/07/2024).
Kegiatan lokakarya tersebut membahas pengembangan kurikulum Program Studi Magister Ilmu Perikanan guna menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perkembangan terkini dibidang perikanan.
Ketua Program Studi MIP, Dr. Ir. Hj. Fitriyana, S.Pi., M. Si., IPU menyampaikan bahwa terselenggaranya lokakarya kurikulum ini dilatarbelakangi adanya Permendikbudristek No 53 Tahun 2023. Hal tersebut mengharuskan adanya perubahan jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) dari mata kuliah yang di ampuh oleh mahasiswa Program Studi MIP, yang tadinya di kurikulum sebelumnya itu berjumlah 37 dan sekarang berubah menjadi 54.
Lokakarya Kurikulum berbasis Outcome Based Education ini artinya berbasis pada hasil dan aplikasinya menunjukan bahwa kedepan lulusan MIP FPIK Unmul dapat melihat kondisi perkembangan perikanan, dan juga mengetahui kebutuhan – kebutuhan yang di minati oleh masyarakat.
“Pada prodi MIP kita punya tiga target lulusan seperti, Ahli Sumberdaya Perikanan, Manajer Perikanan Berkelanjutan, serta Peneliti dan Pengembangan Teknologi Perikanan, dan hal tersebut kita sesuaikan dengan kondisi perkembangan perikanan dan juga soal kebutuhan dari masyarakat,” ujar Fitriyana saat diwawancarai oleh awak media.
Ia melanjutkan, pada pelaksanaan kegiatan lokakarya ini ada keterlibatan dari pihak pemerintah, swasta, dan juga industri. Dengan hadirnya ketiga elemen tersebut diharapkan mampu melihat kemampuan dari mahasiswa bagaimana dapat mengkreativitaskan kondisi kebutuhan di lapangan kerja nantinya.
“Ya tujuannya guna meningkatkan sumberdaya kualitas manusianya itu sendiri, nah disini jenjangnya itu dalam rangka hal apa yang menjadi kebutuhan dari masing – masing institusi itu, karena keterkaitannya dengan kebijakan, kalau kita di MIP itu ada tiga jurusan, ada konsep akuakultur atau budidaya, kemudian ada konsep manajemennya dan juga sosial ekonominya,” tuturnya.
Akhir, Fitriyana juga menuturkan bahwa, karena fokus kita dibidang ilmu perikanan dan banyak pelaku perikanan yang membutuhkan pihak – pihak tertentu, misalnya saja penyuluh perikanan, dimana penyuluh perikanan satu di antaranya ada tingkat jenjang strata yang mewajibkan dia untuk bisa naik statusnya paling tidak dia harus mengikuti tingkatan strata S2 guna meningkatkan kualitas dirinya. (RD)