AdvertorialDPRD KALTIM

Kaltim Butuh Kampus Baru, Menjawab Tantangan Akses Pendidikan Tinggi

×

Kaltim Butuh Kampus Baru, Menjawab Tantangan Akses Pendidikan Tinggi

Sebarkan artikel ini
Anggota DPRD Kaltim, Damayanti. (Foto: Ist)
Example 468x60

UpdateNusantara.id, Samarinda – Kalimantan Timur (Kaltim), provinsi yang dikenal dengan julukan Benua Etam, kini tengah menghadapi tantangan besar dalam dunia pendidikan tinggi. Saat ini, provinsi ini hanya memiliki beberaa perguruan tinggi negeri utama yang aktif beroperasi, diantaranya Universitas Mulawarman (Unmul) di Samarinda dan Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba).

Keterbatasan ini menjadi sorotan serius karena berdampak pada kesenjangan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat di sejumlah daerah di Kaltim.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Damayanti, menilai terbatasnya jumlah perguruan tinggi negeri ini sebagai salah satu penyebab utama rendahnya angka partisipasi pendidikan tinggi di Kaltim.

Hal ini, menurutnya, memicu kesulitan bagi warga setempat, khususnya di kota-kota seperti Balikpapan, yang minim fasilitas pendidikan negeri.

“Jumlah kampus negeri di Kalimantan Timur sangat terbatas, dan ini menjadi kendala besar bagi masyarakat yang ingin mengakses pendidikan tinggi berkualitas tanpa harus keluar daerah,” ungkap Damayanti dengan tegas.

Ia menyuarakan perlunya pengembangan fasilitas pendidikan tinggi negeri yang lebih merata di seluruh wilayah Kaltim, sebagai respons terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat lokal.

Menurutnya, akses pendidikan yang terbatas tidak hanya merugikan siswa, tetapi juga berpotensi menghambat perkembangan ekonomi dan sumber daya manusia di Kaltim.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kaltim tercatat memiliki angka partisipasi pendidikan tinggi yang relatif rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.

Salah satu faktor penyebabnya adalah terbatasnya pilihan perguruan tinggi negeri di wilayah ini, yang memaksa banyak pelajar untuk merantau ke luar provinsi guna melanjutkan pendidikan.

Keputusan ini tentu membawa dampak finansial yang tidak sedikit bagi keluarga. Biaya hidup anak-anak yang kuliah di luar daerah menjadi beban tambahan bagi orang tua, selain biaya kuliah itu sendiri.

“Ini menambah beban finansial bagi orang tua mahasiswa. Mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk kebutuhan hidup anak-anaknya di luar daerah,” jelas Damayanti, yang merasa bahwa kondisi ini perlu mendapatkan perhatian lebih serius dari pemerintah.

Selain itu, Damayanti juga mengajak pemerintah provinsi dan pusat untuk bekerja sama dalam menambah jumlah kampus negeri di Kaltim. Ia mengusulkan agar dalam jangka panjang, pemerintah merencanakan pembangunan universitas negeri tambahan, terutama di Balikpapan atau daerah lainnya di Kaltim.

“Langkah ini tidak hanya akan memperluas akses pendidikan, tetapi juga mendukung perkembangan sumber daya manusia lokal yang berkualitas,” tambah Damayanti.

Dengan adanya perguruan tinggi negeri yang lebih banyak, harapannya adalah Kaltim dapat mencetak lebih banyak lulusan yang siap bersaing di dunia kerja, serta berkontribusi langsung pada kemajuan daerah. (MF/Adv/DPRDKaltim)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

41 − = 39